Pengertian perilaku menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnely (2000:35): ”Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi-interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya”. Sedangkan pengertian perilaku produktif adalah sebagai berikut: Gilmore (1974) menyatakan bahwa perilaku produktif adalah : “Who is making a tangible and significant contribution in his choosen field, who is a imaginative, perceptive, and innovative in his approach to live problem and accomplishment of his own goals (creativity) and who is at the same time both responsible and responsive in his relationship whith other”.

(Suatu tindakan yang konstruktif, imaginative, kreatif dari individu dalam suatu organisasi yang dapat memberikan kontribusi yang nyata dan signifikan terhadap lingkungan kerja dimana ia berada).

          Nah, dari uraian di atas Gilmore menekankan kontribusi yang positif dari seseorang terhadap lingkungannya dimana dia berada. Dengan adanya tindakan yang konstruktif, imaginative, kreatif dari individu didalam suatu organisasi, maka diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas. Pribadi yang produktif menggambarkan potensi, persepsi dan kreativitas seseorang yang senantiasa ingin menyumbangkan kemampuan agar bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Jadi, orang yang produktif adalah orang yang memberikan sumbangan yang nyata dan berarti bagi lingkungan disekitarnya, imaginative dan inovatif dalam menanggapi persoalan hidupnya serta mempunyai kepandaian (kreatif) dalam mencapai tujuan hidupnya.

          Pada saat yang bersamaan orang seperti ini akan selalu bertanggung jawab dan responsive dalam hubungannya dengan orang lain. Pegawai seperti ini merupakan asset bagi organisasi, karena akan selalu meningkatkan diri sehingga nantinya akan menunjang dalam pencapaian produktivitas organisasi. Erich Fromm (1975) menyatakan bahwa: “Individu yang produktif adalah orang yang memiliki kecakapan untuk menggunakan kemampuannya dan dapat merealisasikan potensi yang ada pada dirinya”. Sedarmayanti (2001 : 81) mengatakan bahwa : “Pribadi yang produktif adalah pribadi yang yakin akan kemampuan dirinya, yang dalam istilah psikologi sering disebut sebagai orang yang memiliki rasa percaya diri, harga diri dan konsep diri yang tinggi. Orang yang demikian dapat dikatakan sebagai orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya.”

          Selanjutnya bagaimana kaitan perilaku produktif dengan produktivitas? Merujuk pada pendapat Gilmore tentang perilaku produktif di atas, bahwa individu yang berperilaku produktif akan bertindak konstruktif, imaginatif, kreatif serta dapat memberikan kontribusi yang nyata dan signifikan dalam rangka pencapaian organisasi.

Di dalam perkataan kontribusi yang nyata dan signifikan terkandung pengertian bahwa output yang dihasilkan individu tersebut selalu lebih besar (signifikan) dari input, sehingga organisasi dengan dukungan individu-individu seperti ini di dalamnya akan menjadi organisasi yang produktif karena produktivitasnya selalu meningkat  jika kita ingin mengetahui definisi dari perilaku produktif, maka kita harus paham pengertian dari masing masing kata, yaitu perilaku dan produktif.

•    Awareness (kesadaran), yang dimaksud dengan kesadaran disini adalah orang tersebut menyadari adanya stimulus.

•     Interest (ketertarikan), yaitu suatu keadaan dimana orang mulai tertarik kepada stimulus tertentu.

•    Evaluation (melakukan evaluasi), yaitu mempertimbangkan baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya. Respon yang dimunculkan yaitu berupa suatu sikap tertentu, bisa berupa sikap yang positif maupun negatif terhadap stimulus.

•    Trial (percobaan), yaitu suatu kondisi dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

•    Adoption (adopsi), yaitu subjek memunculkan perilaku yang baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.


Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (Notoatmodjo, 2003).

Jadi, suatu pembentukan perilaku yang baru dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain pengetahuan, kesadaran dan sikap dari masing-masing individu, ketiga faktor diatas pada masing-masing individu tidak sama, karena setiap manusia diciptakan berbeda-beda (individual differences), oleh karena itu jika ingin memunculkan suatu perilaku yang baru yang bisa bertahan lama perlu dilakukan suatu penguatan akan munculnya perilaku yang baru, seperti yang diungkapkan Skinner (dalam Suhariadi, 2001) yang mengungkapkan bahwa pembentukan perilaku pada individu melalui faktor luar (eksternal), yaitu dengan cara memberikan penguatan terhadap perilaku yang dimunculkan.

Pemberian penguatan inilah yang bisa membentuk perilaku seorang individu.


Menurut Litwin dan Stringer dalam Gibson dkk (dalam Suhariadi, 2001) mengatakan bahwa munculnya perilaku seseorang ditentukan oleh 2 (dua) sebab. Dengan perkataan lain perilaku itu fungsi dari orang (P) dan situasi (S), dengan bahasa matematik b=f(P,S). Untuk mengetahui fungsi dari orang (P) individu dapat dilakukan dengan cara mengetahui ciri khas yang dimiliki oleh seseorang yang membedakannya dengan  orang lain.

Karakterisitik individu terbagi dalam dua bentuk, yaitu: (a) karakteristik personal, meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, pangkat, dan pengalaman kerja; dan (b) karakteristik psikologis, meliputi: sikap, kepribadian, minat, dan motivasi.

Selain itu, terdapat karakteristik individu yang lainnya, yaitu kemampuan yang merupakan segala kapasitas yang dimiliki individu untuk dapat memunculkan perilaku produktif dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan/bakat, dan wawasan akan pekerjaannya.

Sedangkan faktor situasi (S) adalah lingkungan yang mempengaruhi individu dalam melakukan suatu tindakan tertentu. Jika dihubungkan dengan dunia kerja maka faktor situasinya (S) adalah lingkungan kerja atau suasanya kerja. Suasana kerja bisa mempengaruhi perilaku seseorang saat dia bekerja dan nantinya akan berpengaruh terhadap produktivitasnya.

Banyak situasi atau suasana kerja yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja seseorang, seperti yang dikemukakan oleh Carrilo & Kopelman (1991) dalam Suhariadi (2001), suasana organisasi yang berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja adalah struktur organisasi itu sendiri, sedangkan menurut Frisch & Dickinson (1990) dalam Suhariadi (2001) adalah berupa gaji, bonus dan insentif, dan menurut Witt & Beorkrem (1989) dalam Suhariadi (2001) adalah berupa iklim kerja organisasi.

Jadi secara langsung maupun tidak langsung situasi atau suasana kerja akan mempengaruhi karyawan dalam bekerja.


Pengertian dari produktivitas sendiri adalah produktivitas dipandang sebagai hubungan antara output dan input yang digunakan untuk memproduksi output itu (David J. Sumanth, 1985). Mali (1978), mengemukakan secara terintegrasi antara produktivitas, efektivitas, dan efisiensi, dimana produktivitas didefinisikan sebagai efisiensi penggunaan sumber-sumber daya (input) dalam menghasilkan barang dan/atau jasa (output).

Efektivitas didefinisikan sebagai pencapaian tujuan-tujuan, dengan kata lain bagaimana baiknya suatu hasil (output) itu dicapai akan merefleksikan efektivitas, sedangkan efisiensi berkaitan dengan bagaimana baiknya sumber daya (input) itu digunakan untuk mencapai hasil (output).

Produktivitas merupakan kombinasi antara efektivitas dan efisiensi.

    Demikianlah sedikit paparan tentang perilaku produktif dalam kehidupan sehari – hari. Semoga kita dapat menanamkan perilaku produktif, bukan malah menjaga dan melestarikan perilaku konsumtif tanpa ujung.