KEUTAMAAN MENGHARAP RIDHO ALLAH SWT
Assalamualaikum Wr. Wb.

Sahabatku yang dicintai oleh Allah.

Berbahagialah bagi sipa saja yang senantiasa hidup didunia ini untuk mengharapkan ridho ilahi Robbi. Pastilah ketika kita bisa hidup dalam ridhonya maka kenikmatan hiduplah yang akan selalu kita rasakan.

Allah Ta'ala berfirman dalam mengabarkan perihal hambaNya yakni Nabi Shalih, yaitu:

"Dan saya - Shalih - menyerahkan urusanku kepada Allah, sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat keadaan hamba-hamba. Maka Allah melindunginya dari kejahatan-kejahatan tipu daya mereka itu." (Ghafir: 44-45)

Allah Ta'ala berfirman:

"Maka tidak akan merasa aman dari tipudaya - yakni siksa - Allah, melainkan kaum yang mendapatkan kerugian." (al-A'raf: 99)
Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Bahwasanya saya tidak akan berputusasa dari kerahmatan Allah, melainkan orang-orang kafir," (Yusuf: 87)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Pada hari itu - yakni hari kiamat -ada wajah-wajah yang putih yakni wajah-wajah kaum mu'minin - dan wajah-wajah yang hitam -yakni wajah-wajah kaum kafirin." (ali-lmran: 106)
Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Sesungguhnya Tuhanmu adalah sangat cepat penyiksaanNya dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (al-A'raf: 167)
Allah Ta'ala berfirman pula:

"Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu niscayalah dalam syurga Na'im - penuh kenikmatan - dan sesungguhnya orang-orang yang menyeleweng itu niscayalah dalam neraka Jahim - penuh kenistaan." (al- lnfithar: 13-14)

Juga Allah Ta'ala berfirman:

"Maka barangsiapa yang berat timbangan amal kebaikannya, maka ia adalah dalam kehidupan yang menyenangkan. Tetapi barangsiapa yang ringan timbangan amal kebaikannya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah." (al-Qari'ah: 6-9)

Nabi Muhammad senantiasa menganjurkan umat beliau agar selalu mengharapkan ridho Allah SWT dimanapun kita berada. Hal ini senada dengan beberapa hadist beliau yang antara lain :

•    Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: "Allah Azzawajalla berfirman-dalam Hadis Qudsi: "Aku adalah menurut sangkaan hambaKu dan Aku akan selalu besertanya selama ia mengingat padaKu. Demi Allah, niscayalah Allah itu lebih gembira kepada taubatnya seseorang hambaNya daripada seseorang di antara engkau semua yang menemukan sesuatu bendanya yang telah hilang di padang yang luas. Barangsiapa yang mendekat padaKu dalam jarak sejengkal, maka Aku mendekat padanya dalam jarak sehasta dan barangsiapa yang mendekat padaKu dalam jarak sehasta, maka Aku mendekat padanya dalam jarak sedepa. Jikalau hambaKu itu mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan bergegas-gegas." (Muttafaq 'alaih)

•    Diriwayatkan pula dalam kedua kitab shahih Wa ana ma'ahu bina yadzkuruni, dengan nun, sedang dalam riwayat di atas dengan kata haitsu dengan menggunakan tsa'. Keduanya adalah shahih.

•    Dari Jabir r.a. bahwasanya Ia mendengar Nabi s.a.w., sebelum wafatnya kurang tiga hari pernah bersabda: "Janganlah seseorang dari engkau semua itu meninggal dunia, melainkan ia harus memperbaguskan sangkaannya kepada Allah Azzawajalla." (Riwayat Muslim)

•    Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengarkan Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala berfirman dalam Hadis Qudsi: "Hai anak Adam yakni manusia, sesungguhnya engkau itu selama suka berdoa dan mengharapkan kerahmatanKu, maka pastilah Aku memberikan pengampunan padamu atas segala dosa yang ada padamu dan Aku tidak peduli betapa banyaknya. Hai anak Adam, andaikata dosa-dosamu itu telah mencapai setinggi langit  karena sangat banyaknya, kemudian engkau memohonkan pengampunan padaKu, pasti Aku mengampuninya. Hai anak Adam, andaikata engkau datang padaku dengan membawa kesalahan hampir sepenuh bumi, kemudian engkau menemui Aku, asalkan engkau tidak menyekutukan sesuatu denganKu, pastilah Aku akan mendatangimu dengan membawa pengampunan hampir sepenuh bumi itu pula." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. 'Ananas sama-i dengan fathahnya 'ain, dikatakan bahwa maknanya itu ialah apa-apa yang tampak padamu dari pandangan langit itu jikalau engkau mengangkat kepalamu, ada pula yang mengatakan bahwa artinya itu ialah mega. Qurabui ardhi dengan dhammahnya qaf dan ada yang mengatakan dengan kasrahnya qaf, artinya ialah sesuatu yang hampir memenuhi bumi itu. Wallahu alam. Ketahuilah bahwasanya yang terpilih bagi seseorang hamba Tuhan di kala ia dalam keadaan sihat ialah supaya ia selalu dalam ketakutan di samping pengharapan kepada Tuhan. Ketakutan serta pengharapannya itu harus sama nilainya. Tetapi dalam keadaan sakit, haruslah ia lebih mengutamakan pengharapannya.


•    Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Andaikata seseorang mu'min itu mengetahui bagaimana keadaan siksa yang ada di sisi Allah, tentu  tidak  seorangpun  akan  loba  dengan  syurgaNya.  Tetapi  andaikata  seseorang  kafir  itu mengetahui bagaimana besarnya kerahmatan yang ada di sisi Allah, tentu tidak seorangpun yang akan berputus asa untuk dapat memasuki syurgaNya." (Riwayat Muslim)

•    Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila janazah itu telah diletakkan - dalam usungan - dan orang-orang lelaki membawanya di atas leher-lehernya - diangkat ke kubur, maka jikalau janazah itu shalih, ia berkata: "Dahulukanlah aku, dahulukanlah aku," - yakni segerakan ditanam karena sudah amat rindu pada kerahmatan serta kenikmatan dalam kubur. Tetapi jikalau janazah itu bukan shalih, maka iapun berkata: "Aduhai celakanya tubuhku, ke mana engkau semua membawa tubuhku ini." Suara janazah itu dapat didengar oleh segala benda, melainkan manusia, sebab andaikata ia mendengarnya, tentulah ia akan mati sekali." (Riwayat Bukhari)

•    Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: "Syurga itu lebih dekat dari seseorang di antara engkau semua daripada tali terumpahnya dan nerakapun demikian pula." (Riwayat Bukhari). Menilik Hadis ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hanya ketaatan kepada Allah Ta'ala itu sajalah yang dapat menyampaikan seseorang ke syurga, sedang kemaksiatan adalah mendekatkannya menuju ke neraka. Masing-masing dari keduanya,baikpun ketaatan ataupun kemaksiatan itu dapat berlaku atau terlaksana dalam segala sesuatu sekalipun tampaknya amat kecil dan tidak berarti, namun semua amalan itu pasti ada nilainya di sisi Allah, yakni penilaian berupa pahala untuk ketaatan dan siksa untuk kemaksiatan.

Sudah seharusnya kita senantiasa mengharapkan ridho Allah SWT dalam segala aktifitas kita wahai sahabatku.

SYUKRON KATSIRON