Kita harus menyadari bahwasannya, nikmat Allah SWT sangat melimpah, tidak akan terhitung jumlah apalagi membalasNya dengan sedikitpun. Ketika kita berada di dalam naungan Islam itu merupakan nikmat yang paling besar yang di dapat dalam kehidupan.
Hanya orang-orang tertentu yang mendapatkan nikmat hidayah dari Allah. Maka kita harus mensyukurinya dengan cara memahami dan mengamlkan Islam sebaik-baiknya. Didalam ayat kedua, kita diperintahkan untuk mendirikan shalat dan berqurban, yang dimaksud berkurban di sini adalah menyembelih hewan qurban sebagai salah satu wujud sikap mensyukuri nikmat Allah.
Kita terlebih dahulu harus mngetahui apa toh pengertian Qurban itu?. Qurban dalam bahasa Arab, Udhhiyyah. Idhhiyyah, Dhihiyyah, Adhhat, Idhhat dan Dhahiyyah, berarti hewan yang disembelih dengan tujuan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Ta’ala pada hari Idul Adha sampai akhir hari-hari tasyriq.
Allah SWT Berfirman di dalam Al – qur’an yang berbunyi :
“Ceritakanlah kepada mereka kisah putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!.” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa” (Q.S Al Maidah: 27)
Diriwayatkan dari para sahabat Nabi diantaranya Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud radhiallahu anhum jami’an bahwa Nabi Adam biasa mengawinkan puteranya dari satu kelahiran dengan puteri dari kelahiran yang lain. Karena itu Habil akan dinikahkan dengan saudara perempuan Qabil yang paling cantik diantara anak-anak perempuan Nabi Adam.
Qabil menolak keinginan ayahnya, karena dia ingin mengawini saudara perempuannya sendiri.Oleh karena itu Adam alaihis salam memerintahkan mereka berdua untuk mempersembahkan korban kepada Allah, dan bagi siapa yang korbannya diterima,maka dialah yang berhak mengawini saudara perempuan Qabil. Ketika Nabi Adam pergi Habil dan Qabil mempersembahkan korban kepada Allah Habil berkorban dengan seekor kambing betina yang gemuk sedangkan Qabil berkorban dengan setumpuk tanaman yang buruk.
Kemudian api datang dari langit dan menyambar korban yang dipersembahkan oleh Habil dan tidak menyentuh yang diberikan oleh Qabil. Melihat itu Qabil menjadi sangat marah dan berkata kepada Habil, "Aku pasti membunuhmu!" agar Habil tidak dapat menikahi saudaranya. Habil menjawab, "Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orangorang yang bertakwa." (Q.S Al Ma'idah: 28)
Berawal dari qurban tersebut maka kemudian disyariatkan kepada nabi Ibrahim.
"Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. ”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”." (Q.S Ash Shaaffaat 101-109)
Bersyukur kepada Allah Ta’ala atas nikmat-nikmatNya, maka mengalirkan darah hewan qurban ini termasuk syukur dan ketaatan dengan satu bentuk taqarrub yang khusus.
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizqikan Allah kepada mereka, maka Ilahmu ialah Ilah Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepadaNya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)”. (QS. al-Hajj: 34)
Di hari-hari itu juga sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih, berbuat kebaikan dan bermasyarakat, seperti bersilaturahmi, berkunjung kesanak kerabat, menjaga diri dari rasa iri, dengki, kesal maupun amarah, hendaklah menjaga kebersihan hati, menyantuni fakir miskin, anak yatim, orang-orang yang terlilit kekurangan dan kesulitan.
Hewan qurban tidak boleh disembelih sebelum sholat Idul Adha. Tapi dilakukan setelah shalat. Jundab Ibnu Sufyan ra berkata: Aku mengalami hari raya Adlha bersama Rasulullah SAW Setelah beliau selesai sholat bersama orang-orang, beliau melihat seekor kambing telah disembelih. Beliau bersabda: “Barangsiapa menyembelih sebelum sholat, hendaknya ia menyembelih seekor kambing lagi sebagai gantinya; dan barangsiapa belum menyembelih, hendaknya ia menyembelih dengan nama Allah.” Muttafaq Alaihi.
Jelas sekali bagaimana cerita – cerita diatas. bahwasanya Allah sangat menyanyangi hamba-Nya yang dengan senang hati mau berqurban dengan niat ikhlas karena Allah semata. Bukan karena ingin dipuji atau bahkan ingi dilihat orang lain. Hal yang demikian sangatlah dibenci oleh Allah SWT.
BAGAIMANA SAHABATKU??? Ingin di sayang Allah kan??? Baca artikel diatas dan amalkan isi kandungannya.. semoga bermanfaat sahabat!!!!!
GANBATTE KUDASAI