BAGAIMANA TINDAKAN KITA TERHADAP SEORANG HAMBA SAHAYA
Kita mengenal dalam keseharian adanya hambasahaya yaitu orang yang jauh dari kebahagiaan dan kebebasan. Kita bahkan juga pernah memeperkerjakan seorang hambasahaya. Bagaimana toh yang seharusnya kita lakukan terhadap hamba sahaya itu ??
Allah Ta'ala berfirman:
"Tetapi ia - manusia - itu tidak berusaha menempuh jalan mendaki. Dan apakah yang menyebabkan engkau mengerti, apa jalan mendaki itu? Yaitu memerdekakan hambasahaya," sampai selesainya ayat. (al-Balad: 11-13)

Adapun hadist Nabi yang mengatur tentang hal ini antara lain :

•    Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang memerdekakan seorang hambasahaya yang Muslim, maka Allah akan memerdekakan dengan setiap anggota orang yang ia merdekakan itu akan anggotanya sendiri dari api neraka, sehingga kemaluannya - orang memerdekakan tadi dihindarkan dari neraka - dengan sebab ia memerdekakan kemaluan hambasahaya tadi." (Muttafaq 'alaih)
•    Dari Abu Zar r.a,, katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, amalan manakah yang lebih utamaf" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu beriman  kepada Allah dan berjihad fi-sabilillah." Abu Zar berkata: "Saya lalu bertanya lagi: "Hambasahaya  manakah  yang  lebih  utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu yang  dianggap  terbaik  oleh  pemiliknya  dan  termahal  harganya."  (Muttafaq 'alaih)

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sembahlah olehmu semua akan Allah dan janganlah menyekutukan sesuatu denganNya, berbuat baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang menjadi kerabat, tetangga yang bukan kerabat, kawan dalam perjalanan, orang yang sedang dalam perjalanan dan apa-apa yang menjadi milik tangan kananmu - yakni hambasahaya." (an-Nisa': 36)

•    Dari al-Ma'mr bin Suwaid, katanya: "Saya melihat Abu Zar r.a. ia mengenakan sesuatu pakaian, sedang bujangnya -hambasahaya kecil - juga mengenakan pakaian sebagaimana yang dikenakan olehnya - yakni dalam hal mutu  kain,  potongan  dan  coraknya. Saya lalu bertanya padanya, mengapa ia berbuat  demikian.  Abu  Zar  lalu  menyebutkan  bahwasanya  ia  pada  zaman Rasulullah s.a.w. pernah memaki seseorang lelaki, kemudian dicacinya orang itu dengan menyebutkan ibunya. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda: "Engkau ini benar-benar seorang yang dalam dirimu itu masih ada sifat Jahiliyah. Para hambasahaya itu adalah saudara-saudaramu juga merupakan pembantu-pembantumu. Oleh Allah mereka itu dijadikan dibawahtanganmu- yakni berada di bawah kekuasaanmu. Oleh sebab itu barangsiapa yang saudaranya itu ada di bawah tangannya - yakni barangsiapa yang memiliki hambasahaya, hendaklah ia memberinya makan dari apa yang dimakan olehnya sendiri, memberinya pakaian dari apa-apa yang dikenakan olehnya, janganlah memaksa mereka mengerjakan sesuatu yang dapat mengalahkan mereka - yakni yang mereka tidak kuat mengerjakannya, tetapi jikalau mereka engkau paksa sedemikian, maka wajiblah engkau menolong mereka itu." (Muttafaq 'alaih)
•    Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jikalau seseorang di antara engkau semua telah didatangi oleh pelayannya dengan membawa makanannya, maka jikalau ia tidak mengajak duduk bersama pelayannya itu, hendaklah memberinya saja sesuap atau dua suap, satu macam atau dua macam suapan makanan, sebab sesungguhnya pelayan itu telah merampungkan pekerjaannya." (Riwayat Bukhari). Al-uklah dengan dhammahnya hamzah, artinya ialah suapan makanan.

Banyak sekali yang bisa kita lakukan dan kita berikan terhadap kaum hambasahaya untuk membantu meringankan beban mereka. Agar mereka dapat memperoleh kebahagiaan sebagaimana yang kita rasakan dalam menjalani kehidupan yang kita inginkan. Allah SWT akan senantiasa memberikan nikmat yang tiada tara bagi kita semua.


SYUKRON KATSIRON