PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
TGT (TEAM
GAME TOURNAMENT)
UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MTS
Izzuddin,
Mochamad1
(mochizzy@yahoo.com)
Qomariyah,
Oemi Nor2
(.................................)
1Mahasiswa
Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Jombang
2Dosen
Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Jombang
ABSTRAK
Pembelajaran
matematika selama ini masih dirasakan sangat sulit untuk diterima
oleh siswa dikarenakan sistem pembelajaran yang masih sangat berfokus
pada guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan model
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dan
diharapkan siswa kelas VIII B di MTs. Fattah Hasyim Bahrul ‘Ulum
Tambakberas Jombang mampu menerima pembelajaran matematika dengan
baik.
Jenis
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
meliputi empat langkah: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu tes hasil
belajar siswa, lembar observasi aktivitas siswa dalam
menerima pembelajaran kooperatif tipe permainan / TGT (Team
Game Tournament).
Setelah
dilakukan analisis data, diperoleh simpulan bahwa: (1) aktivitas
siswa pada siklus I yaitu 66,66% sedangkan
pada siklus
II mengalami peningkatan sebesar
20,84% sehingga menjadi 87,5%, (2) ketuntasan
klasikal pada
siklus I 47,22 % sedangkan
pada siklus
II mengalami peningkatan menjadi
94,44 %, terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe permainan
/ TGT (Team
Game Tournament).Untuk
kriteria kesuksesan dari pada penelitian ini yaitu 1) model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat diterima oleh siswa, 2)
penerapan TGT tidak terlalu rumit dan tidak menggunakan biaya yang
mahal. Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team
Game Tournament) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Kata
kunci: Pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team
Game Tournament),
hasil
belajar
ABSTRACT
Learning
math for this is still considered to be very difficult to be accepted
by the students due to the learning system which is still very
focused on teachers. This study aims to determine the role of
cooperative learning model can improve student learning outcomes. And
expected the students of class VIII B in the MTs. Fattah Hashim Bahr
'Ulum Jombang Tambakberas able to receive a good learning
mathematics.
This
type of research is classroom action research (PTK) which includes
four steps: planning, implementation, observation and reflection.
Instruments used in the study of the test results of student
learning, student activity observation sheet in receiving cooperative
learning game / TGT (Team Games Tournamnt).
After
analyzing the data, be concluded that: (1) the activity of students
in the first cycle is 66.66%, while on the second cycle increased by
20.84% to become 87.5%, (2) classical completeness in the first
cycle 47, 22% whereas on the second cycle increased to 94.44%,
against the implementation of cooperative learning game / TGT (Team
Games Tournament) .For the success criteria of this research are 1)
TGT cooperative learning model can be accepted by the students, 2)
TGT application is not too complicated and does not use expensive. So
that cooperative learning model TGT (Team Games Tournament) can
improve student learning outcomes.
Keywords:
cooperative learning of TGT (Team Games Tournament), learning
outcomes.
-
PENDAHULUAN
Sejarah
perkembangan manusia menyebutkan bahwa hal atau faktor yang paling
dominan dalam kehidupan manusia yaitu pendidikan yang bermutu karena
dengan adanya pendidikan yang bermutu itu maka manusia akan dapat
dihargai dan dihormati oleh manusia yang lainnya. Pendidikan adalah
kunci semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas sebab dengan
pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik
sebagai pribadi maupun sebagai warga negara (Amri dan Ahmadi, 2010:
13). Cara yang mungkin dapat dipakai agar mendapatkan hasil optimal
seperti yang diinginkan adalah memberi variasi model pembelajaran
dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih
salah satu model pembelajaran yang tepat, karena pemilihan model
pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan salah satu upaya
dalam mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Salah satu model
pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team
Game Tournament).
Selain
itu model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team
Game Tournament)
di Madrasah Tsanawiyah Fattah Hasyim Bahrul Ulum Tambakberas Jombang
belum pernah diterapkan, sehingga dengan pembelajaran kooperatif tipe
TGT (Team
Game Tournament)
dimaksudkan agar peserta didik dapat berkomunikasi secara langsung
kepada individu lain dan dapat saling berkompetisi serta bertukar
pikiran sehingga pembelajaran dapat berjalan secara optimal dan
menyenangkan.
Dengan
demikian, permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian adalah,
pertama
bagaimana
aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Team Game
Tournament)
?, yang kedua, apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team
Game Tour-nament)
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII B di MTs.
Fattah Hasyim Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang?
Agar
tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu
dijelaskan beberapa hal sebagai berikut :
-
Team Game Tournament (TGT) adalah suatu tipe model pembelajaran kooperatif, setiap siswa dibentuk kelompok kemudian secara kelompok diberikan beberapa soal..
-
Aktivitas belajar siswa merupakan keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.
-
Hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.Penilaian hasil belajar siswa dilihat dari ranah kognitif, pengetahuan siswa diukur dengan menggunakan tes.
-
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran
matematika merupakan suatu proses membelajarkan
peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru
melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga tercapai
tujuan-tujuan pembelajaran yang efektif dan efisiensi, memperoleh
kompetensi, serta dapat diamati dengan adanya perubahan pada siswa.
Model
pembelajaran Team
Game Tournament (TGT)
adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan dan reinforce-ment. Aktivitas belajar
dengan permainan yang dirancang dalam pembelajar-an kooperatif model
Team Game
Tournament (TGT)
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kejujur-an, kerja sama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.(Lindayani dkk, 2011:98)
Ada
lima komponen utama dalam TGT,yaitu:
1.
Penyajian kelas
Pada
awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah,
diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini , siswa
harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang diberikan
guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja
kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor
kelompok.
2.
Kelompok ( Team)
Kelompok
biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima orang siswa. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman
kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok
agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3.
Game
Game
terdiri atas
pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang
didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan
game
terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor
itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akanmendapatkan skor.
4.Turnamen
Untuk
memulai turnamen masing-masing peserta mengambil nomor undian.
5.
Penghargaan kelompok (team
recognise)
Guru
kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan
mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi
kriteria yang ditentukan.
-
METODE PENELITIAN
-
Rancangan Penelitian
Penelitian
ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
-
Subjek dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di MTs.
Fattah Hasyim Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Subyek penelitian ini
adalah siswa kelas VIII-B. Dari keseluruhan hasil belajar kelas VII,
kelas VIII-B menempati urutan terendah dan dikategorikan kelas pasif.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun
pelajaran 2014-2015, pelaksanaan
penelitiannya pada tanggal 6-16 April
2015.
-
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
-
Metode Tes
Metode
tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa. Tes
yang digunakan meliputi tes awal (pra tindakan kelas) yang
dilaksanakan sebelum pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team
Game Tournament)
bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan awal siswa sehingga
memudahkan untuk membentuk kelompok belajar, Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang diberikan dalam proses pembelajaran dan tes akhir yang
dilaksanakan di akhir siklus yang bertujuan untuk mengetahui
pencapaian peningkatan hasil belajar siswa.
-
Metode Wawancara
Wawancara
dilakukan kepada beberapa siswa kelas VII dan guru matematika kelas
VII SMP Negeri 2 Mojoagung. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
model pembelajaran yang diterapkan, aktivitas siswa selama proses
pembelajaran, hasil belajar siswa dan tanggapan siswa terhadap mata
pelajaran matematika.
-
Metode Observasi
Metode
observasi dipakai untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa yang
beracuan pada instrumen pengamatan yaitu lembar observasi aktivias
siswa. Metode observasi ini digunakan untuk menilai aktivitas siswa
selama proses pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team
Game Tournament).
Pada penelitian ini yang bertindak sebagai observer adalah dua guru
matematika SMP Negeri 2 Mojoagung.
-
Instrumen Peneltian
Instrumen-instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
-
Lembar Soal Tes
Dalam
penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes berbentuk uraian.
Lembar soal tes berisikan : (1) identitas siswa, (2) alokasi waktu,
(3) petunjuk, (4) soal.
-
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar
kerja siswa berisikan : (1) identitas kelompok, (2) alokasi waktu,
(3) petunjuk, (4) materi, (5) soal.
-
Pedoman Wawancara
Pedoman
wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara tak berstrukur
dimana pedoman wawancara ini hanya memuat garis besar yang akan
ditanyakan seperti model pembelajaran yang diterapkan oleh guru,
aktivitas siswa selama proses pembelajaran, hasil belajar siswa, dan
tanggapan siswa terhadap mata pelajaran matematika.
-
Lembar Observasi
Lembar
observasi ini digunakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi aktivitas siswa. Lembar aktivitas siswa digunakan
untuk mengetahui aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran TGT
(Team Game
Tournament).
Lembar observasi aktivitas siswa berisikan : (1) Petunjuk pengisian,
(2) Tabel penilaian, (3) Taraf keberhasilan tindakan, (4) Hasil.
-
Teknik Analisis Data
Setelah
data penelitian diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
penganalisisan terhadap data hasil penelitian yang sudah terkumpul
untuk mendapat kesimpulan.
-
Analisis data hasil validasi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian
Kegiatan
validasi bertujuan memperoleh data berupa skor rata-rata hasil
validasi, yang dihitung dengan rumus:
(Ardiansyah,
2015:32)
Keterangan:
=
Skor rata-rata hasil validasi
=
Skor total validator
=
Skor maksimal yang diperoleh dari hasil validasi
-
Analisis Reliabilitas Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitaian
Analisis
reliabilitas bertujuan memperoleh data yang reliabel, yang dihitung
menggunakan rumus Percentage
Of Agreementantara
kedua penilai yakni :
(sumber
: Grinnell (dalam Sudiyatno, 2010:125))
Keterangan
:
R
adalah
koefisien (derajat) reliabilitas
A
adalah
besarnya frekuensi kesamaan penilaian antara dua validator
D
adalah
besarnya frekuensi perbedaan penilaian antara dua validator
-
Analisis data hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran
Data
hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dianalisis
menggunakan rumus yaitu :
(sumber:
Ardiansyah, 2015:34)
Keterangan:
=
Skor hasil observasi pada aktivitas ke-i
=
Skor total observer pada aktivitas ke-i
=
Skor maksimal yang diperoleh dari hasil observasi pada aktivitas ke-i
-
Analisis Ketercapaian Peningkatan Hasil Belajar Siswa
-
Ketercapaian Peningkatan Hasil Belajar Siswa Secara Individual
Hasil
belajar siswa kelas VII-G pada mata pelajaran matematika minimal 75
(skala 1-100). Hasil belajar tersebut diperoleh dari penggabungan
nilai Lembar Kerja Siswa dan tes akhir siklus, dengan bobot 25%
diperoleh dari Lembar Kerja Siswa dan 75% dari tes akhir siklus.
-
Ketercapaian Peningkatan Hasil Belajar Secara Klasikal
Untuk
mengetahui pencapaian peningkatan hasil belajar siswa, maka data
berupa nilai hasil belajar siswa dianalisis dengan kriteria
peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu :
P
= X 100%
Keterangan
:
P
= Persentase peningkatan hasil belajar secara klasikal
Peningkatan
hasil belajar siswa secara klasikal dicapai paling sedikit 75% siswa
yang memperoleh nilai minimal 75 (skala 1-100).
-
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
-
Siklus I
-
Aktivitas Siswa
Tabel
4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa
-
NoKegiatan SiswaSkor Hasil ObservasiKriteria1
Siswa memposisikan diri dalam kelompok.
100Sangat Tinggi2Siswa membaca materi dan berdiskusi dengan kelompok.
64,062Kurang3Siswa menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
100Sangat Tinggi4Siswa mengajukan pertanyaan kepada siswa yang presentasi.
18,75Sangat Kurang5Siswa menjawab dan menanggapi pertanyaan temannya.
12,5Sangat Kurang6Siswa membuat kesimpulan tentang materi pelajaran yang baru dipelajari.
85,937Tinggi7Siswa mengerjakan soal tes secara individu
89,062Tinggi
Pada
tabel 4.10 menunjukkan skor gabungan hasil observasi aktivitas siswa
siklus I yang dilakukan oleh kedua pengamat kemudian dibagi dua. Dari
hasil observasi tersebut ada satu aktivitas siswa dengan kategori
kurang yaitu pada aktivitas siswa dalam membaca materi dan berdiskusi
dengan kelompok,dan dua aktivitas siswa dengan kategori sangat kurang
yaitu (1) siswa mengajukan pertanyaan kepada siswa yang presentasi,
(2) siswa menjawab dan menanggapi pertanyaan temannya. Rencana
perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya adalah dengan meningkatkan
perhatian kepada siswa saat berdiskusi agar siswa termotivasi untuk
berkerjasama dalam menyelesaikan lembar kerja siswa dengan cara
berkeliling dan memeriksa kegiatan kelompok siswa, memberikan
motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran, seperti
mendorong siswa agar berani mengajukan pertanyaan kepada siswa yang
presentasi dan menjawab serta menanggapi pertanyaan yang diberikan
oleh temannya.
-
Hasil Belajar Siswa
Tabel
4.9
Hasil Penggabungan Lembar
Kerja Siswa dan Tes Akhir Siklus I
-
NoHasil Belajar SiswaJumlah1Rata-rata nilai siswa78,752Jumlah siswa yang mencapai nilai253Jumlah siswa yang tidak mencapai nilai74Persentase ketercapaian peningkatan hasil belajar78,125%
Berdasarkan
Tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa adalah
78,75.
Dari
hasil penggabungan lembar kerja siswa dan tes akhir pada siklus I ini
diperoleh persentase ketercapaian peningkatan hasil belajar siswa
sebesar 78,125%, sedangkan yang tidak mencapai nilai sebanyak 7 siswa
atau 21,875%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered
Heads Together (NHT),
pada pra tindakan siswa yang memperoleh nilai minimal 75 hanya 7
siswa atau 21,875%. Dari persentase ketercapaian peningkatan hasil
belajar pada siklus Itersebut, telah memenuhi kriteria keberhasilan
yang telah ditetapkan, yaitu paling sedikitnya 75% siswa memperoleh
nilai minimal75.
-
Siklus II
-
Aktivitas Siswa
Tabel
4.20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa
-
NoKegiatan SiswaSkor Hasil ObservasiKriteria1
Siswa memposisikan diri dalam kelompok.
100Sangat Tinggi2Siswa membaca materi dan berdiskusi dengan kelompok.
79,687Tingii3Siswa menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
100Sangat Tinggi4Siswa mengajukan pertanyaan kepada siswa yang presentasi.
78,125Tinggi5Siswa menjawab dan menanggapi pertanyaan temannya.
81,25Tinggi6Siswa membuat kesimpulan tentang materi pelajaran yang baru dipelajari.
93,75Sangat Tinggi7Siswa mengerjakan soal tes secara individu
98,437Sangat Tinggi
Pada
tabel 4.20 menunjukkan skor gabungan hasil observasi aktivitas siswa
siklus II yang dilakukan oleh kedua pengamat kemudian dibagi dua.
Dari hasil observasi tersebut aktivitas siswa telah mencapaikategori
tinggi dan sangat tinggi. Hal itu menunjukkan terjadi peningkatan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Togeher (NHT)
pada siklus II.
-
Hasil Belajar Siswa
Tabel
4.19
Hasil Penggabungan Lembar
Kerja Siswa dan Tes Akhir Siklus II
-
NoHasil Belajar SiswaJumlah1Rata-rata nilai siswa83,152Jumlah siswa yang mencapai nilai303Jumlah siswa yang tidak mencapai nilai24Persentase ketercapaian peningkatan hasil belajar93,75%
Berdasarkan
Tabel 4.19 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa adalah
83,15.
Dari
hasil penggabungan lembar kerja siswa dan tes akhir pada siklus II
ini diperoleh persentase ketercapain peningkatan hasilbelajar siswa
sebesar 93,75% , sedangkan yang tidak mencapai nilai sebanyak 2 siswa
atau 6,25%. Hal tersebut terlihat bahwa setiap siklus terjadi
peningkatan hasil belajar siswa, dengan perolehan ketercapain
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I yang memperoleh nilai
minimal 75 mencapai 78,125% atau 25 siswa dan siklus II sebesar
93,75% atau 30 siswa. Dari persentase ketercapaian peningkatan hasil
belajar siklus II tersebut, menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan telah memenuhi kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu paling sedikitnya 75% siswa
memperoleh nilai minimal75.
Berdasarkan
berdasarkan hasil-hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT),
masalah-masalah yang dihadapi siswa kelas VII-G SMP
Negeri 2 Mojoagung dapat diatasi yaitu aktivitas siswa menjadi aktif
dan hasil belajar siswa menjadi meningkat.
-
PENUTUP
-
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
-
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togethers (NHT) dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VII-G SMP Negeri 2 Mojoagung tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini terlihat dari meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus Iada satu aktivitas siswa dengan kategori kurang dan dua aktivitas siswa dengan kategori sangat kurang. Setelah diberikan tindakan pada siklus II, aktivitas siswa meningkat dengan kategori tinggi. Hasil observasi ini sudah memenuhi kriteria kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan criteria tinggi atau pada interval .
-
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togethers (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-G SMP Negeri 2 Mojoagung tahun pelajaran 2014/2015. Pada siklus I hasil penggabungan lembar kerja siswa dengan tes akhir siklus mencapai rata-rata 78,75 dengan persentase ketercapaian peningkatan hasil belajar siswa yaitu 78,125% dari 32siswa yang memperoleh nilai minimal 75. Sedangkan pada siklus II rata-rata kelas meningkat menjadi 83,156 dengan persentase ketercapaian peningkatan hasil belajar siswa yaitu 93,75% dari 32 siswa memperoleh nilai minimal 75 (skala 1-100), sehingga pembelajaran pada siklus II sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti, yaitu ketercapaian peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dicapai paling sedikit 75% siswa yang memperoleh nilai minimal 75 (skala 1-100).
-
Saran
Berdasarkan
paparan data dan pembahasan, peneliti menyarankan kepada sekolah,
guru mata pelajaran, dan peneliti lain yang tertarik menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Togethers (NHT)
dalam pengajarannya, antara lain:
-
Bagi sekolah
Hasil
penelitian ini sebagai masukan kepada pihak sekolah agar dapat
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, meliputi penggunaan
penilaian dan model pembelajaran yang tepat.
-
Bagi guru mata pelajaran
Disarankan
untuk menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Togethers (NHT)
sebagai alternatif
dalam proses pembelajarannya untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
-
Bagi peneliti selanjutnya
Disarankanagar
dapat mengembangkan penelitian penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered
Heads Togethers (NHT)pada
pokok bahasan dan aspek lain.
-
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah,
Heru. 2015. Penerapan
Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Penalaran Matematis Siswa Pada
Materi Relasi Dan Fungsi Kelas X Mipa SMA Laboratorium UM.
Tesis tidak
diterbitkan. Malang:
Universitas Negeri Malang
Arifin,
Zainal. 2011. Evaluasi
Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto,
Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri,
Syaifuldan Zain, aswan. 2010. Strategi
Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fatikhah,
Elmi. 2013. Penerapan
Model Pembelajaran Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas
IV MI Miftakul Ulum Jarak Kulon Jogoroto.
Skripsi tidak diterbitkan. Jombang : STKIP PGRI Jombang.
Isjoni.
2012. Cooperative
Learning.
Bandung: ALFABETA.
Huda,
Miftahul. 2014. Model-Model
Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Komalasari,
Kokom. 2010. Pembelajaran
Kontektual.
Bandung: PT Refika Aditama.
Kunandar.
2011. Langkah
Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta: PT Rajawali Pers.
Lindayani,
Dyah A dan Murtadlo,Ali M. 2011. Manajemen
Pembelajaran Inovatif.
Surabaya. Iranti Mitra Utama.
Moleong,
J. Lexy. 2011. Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nuryatimah,
Eri. 2013. Penerapan
Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Patianmoro Pada Materi Pokok Ruang
Dimensi Tiga. Skripsi
tidak diterbitkan. Jombang: STKIP PGRI Jombang.
Permendiknas
nomor 22 tahun 2006 diakses pada tanggal 02 Maret 2015
(http://asefts63.files.wordpress.bsnp-Indonesia.org/id/?page)
Sagala,
Syaiful. 2011. Konsep
dan Makna Pembelajaran.
Bandung: ALFABETA
Sardiman.
2007. Interaksi
& Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Sudiyatno.
2010. Pengembangan
Model Penilaian Komprehensif Unjuk Kerja Siswa Pada Pembelajaran
Berbasis Standar Kompetensi Di SMK Teknologi
Industri.Skripsi.Yogyakarta
: Program
Pascasarjana Universistas Negeri Yogyakarta.Diakses pada tanggal 02
Maret 2015
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0CDwQFjAE&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2F131873958%2Fdisertasi.pdf&ei=PcmHVYyWLZSgugT2zaa4Cw&usg=AFQjCNGAwNIpacZRENnhe4P2rKhEKKH7Iw&sig2=IsKSVBd_gKz2dsWYkYMsdQ)
Sudjana,
Nana. 2004. Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono.
2011. Metode
Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R &
D). Bandung:
Alfabeta.
Suprijono,
Agus. 2014. Cooperatif
Learning.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Taniredja,
Tukiran, dkk. 2012. Penelitian
Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru. Bandung:
Alfabeta.
Wulandari,
Yeni. 2012. Penerapan
Model Pembelajaran Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ngoro pada Materi
Pokok Menghitung Luas Bangun Datar.
Skripsi tidak diterbitkan. Jombang : STKIP PGRI Jombang.