Setiap manusia terlahir sebagai pemimpin.
Khususnya memimpin dirinya sendiri. Manusia memiliki kemapuan untuk memimpin. Namun kemampuan itu ada batas dan kadarnya tertentu. Ketika kemampuan itu tidak terkontrol maka akan dapat menyebabkan manusia menjadi sombong atas kekuasaannya. Pedoman kita telah mengatur kesemua itu. Baik dari Al- qur’an dan As – Sunnah.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan rendahkanlah sayapmu - yakni bersikap merendahkan dirilah - kepada orang yang
mengikutimu dari golongan kaum mu'minin.” (as-Syu'ara': 215) Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Sesungguhnya Allah menyuruh dengan keadilan, berbuat baik dan memberi sedekah kepada kaum kerabat serta melarang per-buatan keji, kemungkaran dan kederhakaan. Allah menasihatkan kepadamu semua, supaya engkau semua dapat memperoleh peringatan." (anNahl: 90)
Sedangkan hadist Nabi yang berkenaan dengan hal ini antara lain :
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiap seorang dari engkau semua itu adalah penggembala dan setiap seorang dari engkau semua itupun akan ditanya perihal penggembalaannya. Pemimpin adalah penggembala dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Seorang lelaki adalah penggembala dalam keluarganya dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Seorang wanita adalah penggembala dalam rumah suaminya dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Buruh adalah penggembala dalam harta majikannya dan akan ditanya perihal penggembalaannya. Jadi setiap seorang dari engkau semua itu adalah penggembala dan tentu akan ditanya perihal penggembalaannya." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Ya'la iaitu Ma'qil bin Yasar r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang hamba pun yang diserahi oleh Allah untuk menggembala suatu penggembalaan - yakni memimpin sesuatu ummat atau bangsa, lalu ia mati pada hari kematiannya, sedang di kala itu ia dalam keadaan menipu pada penggembalaanya, melainkan Allah mengharamkan padanya untuk masuk syurga." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat lain disebutkan: "Lalu orang yang diserahi penggembalaan itu tidak menjaga penggembalaannya dengan nasihatnya - yakni mengusahakan apa-apa yang bermanfaat untuk rakyatnya dan menolak apa-apa yang akan membahayakan mereka, maka orang itu tidak akan dapat memperoleh bau syurga."
Dalam riwayat Imam Muslim juga disebutkan: "Tiada seorang amir - pemimpin - yang menguasai urusan pemerintahan kaum Muslimin, kemudian ia tidak bersungguh-sungguh memberikan kemanfaatan kepada mereka, juga tidak memberikan nasihat pada mereka yakni mengusahakan mana-mana yang baik dan menolak mana-mana yang tidak baik, melainkan pemimpin itu tidak akan masuk syurga beserta mereka yang dipimpinnya itu."
Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda dalam rumahku demikian: "Ya Allah, barangsiapa yang menguasai sesuatu dari urusan pemerintahan ummatku, kemudian ia membuat kesengsaraan pada mereka, maka berilah kesengsaraan kepada orang itu sendiri, sedang barangsiapa yang menguasai sesuatu dari urusan pemerintahan ummatku, kemudian ia menunjukkan kasih-sayang kepada mereka, baik ucapan ataupun perbuatannya, maka kasih-sayangilah orang itu." (Riwayat Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kaum Bani Israil itu selalu dipimpin oleh para Nabi, iaitu setiap ada seorang Nabi yang meninggal dunia, maka digantilah oleh Nabi lainnya. Sesungguhnya saja tiada Nabi lagi sepeninggalku nanti. Akan datanglah sesudahku beberapa khalifah - para pengganti, maka banyaklah jumlah mereka itu." Para sahabat berkata: "Apakah yang Tuan perintahkan pada kita pada saat itu?"
Beliau s.a.w. bersabda: "Penuhilah dengan pembai'atan yang pertama - yakni patuh pada pemerintahan itu serta memerangi orang yang menen-tangnya, kemudian berilah kepada khalifah-khalifah itu akan hak mereka yang wajib dipenuhi dan mohonlah kepada Allah apa-apa yang semestinya menjadi hakmu semua yaitu supaya dikasihsayangi oleh pemerintahan itu serta diusahakan mana-mana yang bermanfaat dan dihindarkan dari bencana, kerana sesungguhnya Allah akan menanya kepada khalifahkhalifah itu perihal cara penggembalaan mereka kepada ummatnya." (Muttafaq 'alaih)
Dari 'Aidz bin 'Amr r.a. bahawasanya ia masuk ke tempat 'Ubaidullah bin Ziad, lalu ia berkata: "Hai anakku, sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya seburuk-buruknya penggembala ialah orang-orang yang keras hati pada penggembalaannya." Maka dari itu janganlah engkau termasuk golongan mereka itu."
(Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Maryam al-Azdi r.a. bahawasanya ia berkata kepada Mu'awiyah r.a.: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang diserahi oleh Allah akan sesuatu kekuasaan dari beberapa urusan pemerintahan kaum Muslimin, kemudian orang itu menutup diri - tidak memperhatikan - perihal hajat, kepentingan atau kefakiran orangorang yang di bawah kekuasannya, maka Allah juga akan menutup diri - yakni tidak memperhatikan - perihal hajat, kepentingan atau kefakirannya sendiri pada hari kiamat."
Sejak saat itu Mu'awiyah lalu mengangkat seseorang untuk mengurus segala macam keperluan orang banyak." (Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi).
Dengan begitu marilah kita senantiasa menjadi pemimpin yang bijaksana. Mampu menjadi pelindung bagi yang kita pimpin. Dan yang pasti menjadi pemimpin yang amanah.
SYUKRON KATSIRON