KEUTAMAAN MENCARI NAFKAH DARI SESUATU YANG BAIK DAN HALAL
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dalam menjalani kehidupan dibumi ini maka kita sebagai umat islam haruslah senantiasa mendapatkan nafkah yang memang benar – benar baik dan halal. Karena ketika itu kita berikan pada keluarga kita maka akan berdampak pada diri kita dan keluarga kita.

Allah Ta'ala berfirman:

"Tidak sekali-kali engkau semua akan dapat memperoleh kebajikan, sehingga engkau semua suka membelanjakan dari sesuatu yang engkau cintai." (ali-lmran: 92)

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Hai sekalian orang-orang yang berimah, nafkahkanlah sebagian yang baik-baik dari apa-apa yang engkau semua usahakan dan dari apa-apa yang Kami keluarkan dari bumi dan janganlah engkau semua sengaja memilihkan yang buruk-buruk di antara yang engkau semua nafkahkan itu." (al- Baqarah: 267)

Adapun Rasulloh SAW memberikan gambaran melalui sabda – sabda beliau yang diriwayatkan oleh para sahabat beliu. Diantaranya :

•    Dari  Anas  r.a.,  katanya:  "Abu  Thalhah  adalah  seorang  dari  golongan  kaum Anshar di Madinah yang terbanyak hartanya, terdiri dari kebun kurma. Di antara harta- hartanya itu yang paling dicintai olehnya ialah kebun kurma Bairuha'. Kebun ini letaknya menghadap masjid - Nabawi di Madinah. Rasulullah s.a.w. suka memasukinya dan minum dari airnya yang nyaman." Anas berkata: "Ketika ayat ini turun, yakni yang artinya: "Engkau semua tidak akan memperoleh kebajikan sehingga engkau semua suka menafkahkan dari sesuatu yang engkau semua cintai," maka Abu Thalhah berdiri menuju ke tempat Rasulullah s.a.w., lalu berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman: Padahal hartaku yang paling saya cintai ialah kebun kurma Bairuha', maka sesungguhnya kebun itu saya sedekahkan untuk kepentingan agama Allah Ta'ala. Saya meng harapkan kebajikannya serta sebagai simpanan di akhirat di sisi Allah. Maka dari itu gunakanlah kebun    itu ya Rasulullah, sebagaimana yang    Allah memberitahukan kepa-da Tuan. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Aduh, yang sedemikian itu adalah merupakan harta yang banyak keuntungannya - berlipat ganda pahalanya bagi yang bersedekah, yang sedemikian adalah merupakan harta yang banyak keuntungannya. Saya telah mendengar apa yang engkau ucapkan dan sesungguhnya saya berpendapat supaya kebun itu engkau berikan kepada kaum keluargamu - sebagai sedekah."

•    Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sebuah dinar yang engkau belanjakan untuk perjuangan fisabilillah, sebuah dinar yang engkau belanjakan untuk seseorang hambasahaya lalu dapat segera merdeka, sebuah dinar yang engkau sedekahkan kepada seseorang miskin dan sebuah dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, maka yang terbesar pahalanya ialah yang engkau nafkahkan kepada keluargamu itu." (Riwayat Muslim)

•    Dari Abu Abdillah (ada yang mengatakan namanya itu ialah Abu Abdirrahman) yaitu Tsauban bin Bujdud, yakni hambasahaya Rasulullah s.a.w., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama dinar yang dinafkahkan oleh seseorang lelaki ialah dinar yang dinafkahkan kepada keluarganya, dan juga dinar yang dinafkahkan kepada kendaraannya untuk berjuang fi-sabilillah dan pula yang dinafkahkan kepada sahabat-sahabatnya untuk berjuang fisabilillah juga." (Riwayat Muslim)

•    Dari Ummu Salamah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya bertanya: "Ya Rasulullah, adakah saya dapat memperoleh pahala jikalau saya menafkahi anak-anak Abu Salamah dan saya tidak membiarkan mereka berpisah begini begitu - yakni bercerai berai ke sana ke mari untuk mencari nafkahnya sendiri-sendiri, sebab hanyasanya mereka itu anak-anak saya juga karena Abu Salamah adalah suaminya Ummu Salamah." Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, engkau memperoleh pahala dari apa yang engkau nafkahkan kepada anak-anak itu." (Muttafaq 'alaih)

•    Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. dalam Hadisnya yang panjang yang sudah kami uraikan sebelum ini dalam permulaan kitab, yaitu dalam bab niat, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda kepadanya - Sa'ad - yaitu: "Sesungguhnya engkau tiada menafkahkan sesuatu nafkahpun yang dengannya itu dengkau mencari keridhaan Allah, melainkan engkau pasti diberi pahala karena pemberian nafkahmu tadi, sampaipun sesuatu yang engkau jadikan untuk makanan mulut isterimu." (Muttafaq 'alaih)

•    Dari Mas'ud al-Badri r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jikalau seseorang lelaki memberikan nafkah kepada keluarganya dengan niat mengharapkan keridhaan Allah, maka apa yang dinafkahkan itu adalah sebagai sedekah baginya - yakni mendapat -kan pahala seperti orang yang bersedekah." (Muttafaq 'alaih)

•    Dari Abdullah bin'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Cukuplah seseorang menanggung dosa, jikalau ia menyia-nyiakan orang yang wajib ditanggung makannya." Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan lain-lain. Dan juga diriwayatkanoleh Imam Muslim dalam shahihnya dengan pengertian sebagaimana di atas itu, yaitu  sabda  Rasulullah  s.a.w.:  "Cukuplah  seseorang  itu  menanggung  dosa,  jikalau  ia menahan tidak memberikan    makan    kepada orang    yang menjadi miliknya tanggungannya."

•    Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Tiada suatu haripun yang  semua hamba Allah berpagi-pagi padahari itu, melainkan ada dua malaikat yang turun kebumi, yang satu berkata: "Ya Allah, berikanlah kepada orang yang memberikan nafkah akan gantinya," sedang yang lainnya berkata: "Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menahan - hartanya dan enggan menafkahkan akan kerusakan - menjadi habis samasekali." (Muttafaq 'alaih)

•    Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Tangan bagian atas itu lebih baik dari tangan bagian bawah - yakni yang memberi lebih baik daripada yang diberi. Dan mulailah dahulu dengan orang yang menjadi keluargamu. Sebaik-baik sedekah ialah yang diberikan di luar keperluan - yakni bahwa dirinya sendiri sudah cukup untuk    kepentingannya dan kepentingan keluarganya. Barangsiapa yang menahan diri tidak sampai meminta sekalipun miskin, maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya dan barangsiapa yang merasa kaya - merasa cukup dengan apa yang ada disisinya, maka Allah akan membuatnya kaya - cukup dari segala keperluannya." (Riwayat Bukhari)

Didalam Al – qur’an juga banyak disebutkan yang antara lain :


Allah Ta'ala berfirman:

"Dan menjadi kewajiban ayah untuk mencukupkan keperluan rezeki - makan minum - serta da ibu yang menyusukan anaknya." (al-Baqarah: 233)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Hendaklah orang yang mampu itu memberikan nafkahnya sesuai dengan kemampuannya dan barangsiapa yang terbatas rezekinya, maka bendaklah memberikan nafkabnya sesuai dengan pemberian Allah kepadanya. Allah tidak memaksakan kepada seseorang melainkan sesuai dengan karunia yangdiberikan olehNya kepada orang itu." (at-Thalaq: 7)

Juga Allah Ta'ala berfirman:

"Dan segala sesuatu apapun yang engkau semua nafkahkan, maka Allah tentu menggantinya."
(Saba': 39)

Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi tadzkiroh. Agar kita senantiasa mengontrol kehidupan kita ini dengan sesuatu kebaikan.


SYUKRON KATSIRON

pakaian dangan secara baik -sepantasnya - kepa