Sebagai manusia yang merupakan makhluk ciptaan Allah, maka pasti suatu saat nanti kita akan mengalami kematian. Alangkah nikmatnya jika ketika kita menghadapi kematian itu mendapatkan ketenangan dan kebaikan diakhir itu. Itulah yang diharapkan oleh hampir semua manusia. Apalgi ketika mereka menginjak usia lanjut.
Berikut ini
adalah perubahan pada usia lanjut :
1. Perkembangan jasmani
Penuaan terbagi atas penuaan primer ( primary aging) dan
penuaan sekunder (secondary aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan
mengalami penurunan alamiah. Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi
proses penuaan karena faktor-faktor eksteren, seperti lingkungan ataupun
perilaku.
Berbagai paparan lingkungan dapat dapat mempengaruhi proses penuaan,
misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang dapat menimbulkan
katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun kereta api
sehingga dapat menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran. Selain hal yang
telah disebutkan di atas perilaku yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi
cepatnya proses penuaan, seperti merokok yang dapat mengurangi fungsi organ
pernapasan. Penuaan membuat sesorang mengalami perubahan postur tubuh.
Kepadatan tulang dapat berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga membuat
tulang punggung menjadi telihat pendaek atau melengkung. Perubahan ini dapat
mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga terjadi osteoporosis, dan masalah ini
merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia. Penuaan yang terlihat pada
kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin menebal dan kendur atau
semakin banyak keriput yang terjadi.
Rambut yang menjadi putih juga merupakan
salah satu cirri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang menua menjadi
menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahanperubahan yang
terjadi dalam lapisan konektif ini dapat mengurangi kekuatan dan elasitas
kulit, sehingga para lansia ini menjadi lebih rentan untuk terjadinya
pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit mejadi tampak biru dan memar.
Pada penuaan kelenjar ini mengakibatkan kelenjar kulit mengasilkan minyak yang
lebih sedikit sehingga menyebabkan kulit kehilangan kelembabanya dan mejadikan
kulit kering dan gatal-gatal. Dengan berkurangnya lapisan lemak ini resiko yang
dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera kulit. Penuaan
juga mengubah sistim saraf.
Masa sel saraf berkurang yang menyebabkan atropy
pada otak spinal cord. Jumlah sel berkurang, dan masing-masing sel memiliki
lebih sedikit cabang. Perubahan ini dapat memperlambat kecepatan transmisi
pesan menuju otak. Setelah saraf membawa pesan, dibutuhkan waktu singkat untuk
beristirahat sehingga tiidak dimungkinkan lagi mentrasmisikan pesan yang lain.
Selain itu juga terdapat penumpukan produksi buangan dari sel saraf yang
mengalami atropy pada lapisan otak yang menyebabkan lapisan plak atau noda.
Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resio pada sitem saraf, mislanya
berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat
mempengaruhi proses berfikir ataupun perilaku.
Penyebab lain yang menyebabkan
kesulitan sesaat dalam proses berfikir dan perilaku adalah gangguan regulasi
glukosa dan metabolisme lansia yang mengidap diabetes. Fluktuasi tingkat
glukosa dapat menebabkan gangguan berfikr. Perubahan signifikan dalam ingatan,
berfikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika
terjadi degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks dapat
berkurang atau hilang.
2. Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran
kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum,
hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada
usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami
penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.
Ketika lansia
memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun, kemunduran
tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu. Misalnya
seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-tantangan
penyesuaian intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di mungkinkan
lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat
beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran memorinya.
Menurut Ratner et.al
dalam desmita (20080 penggunaan bermacam-macam strategi penghafalan bagi orang
tua , tidak hanya memungkinkan dapat mencegah kemunduran intelektualitas,
melinkan dapat menigkatkan kekuatan memori pada lansia tersebut.
3. Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar
lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga
menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan
masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000).
Munculnya rasa tersisih, tidak
dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang
tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari
keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia. Orang
yang berusia lanjut kurang memiliki kemampuan untuk mengekspresikan kehangatan
dan persaan secara spontan terhadap orang lain. Mereka menjadi kikir dalam
kasih sayang.
Mereka takut mengekspresikan perasaan yang positif kepada orang
lain karena melalui pengalaman-pengalaman masa lalu membuktikan bahwa perasaan
positif yang dilontarkan jarang memperoleh respon yang memadai dari orang-orang
yang diberi perasaan yang positif itu. Akibatnya mereka sering merasa bahwa
usaha yang dilakukan itu akan sia-sia. Semakin orang berusia lanjut menutup
diri, semakin pasif pula perilaku emosional mereka.
4. Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat
dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga
diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan
ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua
penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”.
5. Perubahan Kehidupan Keluarga
Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang
memuaskan yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain :
kurangnya rasa memiliki kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat
tinggal antara anak dan orang tua. Lansia tidak akan merasa terasing jika
antara lansia dengan anak memiliki hubungan yang memuaskan sampai lansia
tersebut berusia 50 sampai 55 tahun.
Orang tua usia lanjut yang perkawinannya
bahagia dan tertarik pada dirinya sendiri maka secara emosional lansia tersebut
kurang tergantung pada anaknya dan sebaliknya. Umumnya ketergantungan lansia
pada anak dalam hal keuangan. Karena lansia sudah tidak memiliki kemampuan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Anakanaknya pun tidak semua dapat
menerima permintaan atau tanggung jawab yang harus mereka penuhi.
6. Hubungan Sosio-Emosional Lansia
Masa penuaan yang terjadi pada
setiap orang memiliki berbagai macam penyambutan. Ada individu yang memang
sudah mempersiapkan segalanya bagi hidupnya di masa tua, namun ada juga
individu yang merasa terbebani atau merasa cemas ketika mereka beranjak tua.
Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut merasa tersisihkan dan takut akan rasa
kesepian yang akan datang.
Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima
lansia juga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional
lansia, namun begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial
menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi mereka
maka tentunya memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup lansia.
Demikian paparan tentang perubahan yang terjadi pada manusia ketika
telah mengalami usia lanjut. Mungkin dari perubahan itu mereka akan lebih
konduksional dalam menyesuaikan diri dengan perkembangannya