12 HADIST NABI TENTANG KEWAJIBAN MENAATI PEMIMPIN
Dalam suatu organisasi kemasyarakatan, pastilah ada didalamnya yang dinamakan dengan pemimimpin. Pemimpin adalah tonggak keberhasilan suatu organisasi. Sehingga kita wajib untuk menaatinya.

Allah Ta'ala berfirman:

"Hai sekalian orang yang beriman, taatlah engkau semua kepada Allah dan taat pulalah kepada Rasulullah, juga kepada orang-orang yang memegang pemerintahan dari kalanganmu sendiri." (an- Nisa': 59).






Adapun hadist yang berkaitan dengan kepemimpinan antara lain :

1.    Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Wajib atas seseorang Muslim untuk mendengar dengan patuh serta mentaati, baik dalam hal yang ia senangi dan yang ia benci, melainkan jikalau ia diperintah untuk sesuatu kemaksiatan. Maka apabila ia diperintah - oleh penguasa pemerintahan - dengan sesuatu kemaksiatan, tidak bolehlah ia mendengarkan perintahnya itu dan tidak boleh pula mentaatinya." (Muttafaq 'alaih)

2.    Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Kita semua itu apabila berbai'at kepada Rasulullah s.a.w. untuk mendengar dengan patuh dan mentaati apa-apa yang diperintahkan olehnya, beliau s.a.w. selalu bersabda: "Dalam apa yang engkau semua kuasa melaksanakannya yakni dengan sekuat tenaga yang ada padamu semua." (Muttafaq 'alaih)

3.    Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: Barangsiapa yang melepaskan tangan ketaatan yakni keluar dari ketaatan terhadap penguasa pemerintah, maka orang itu akan menemui Allah pada hari kiamat, sedang ia tidak mempunyai hujan alasan lagi untuk membela diri dari kesalahannya itu. Adapun yang meninggal dunia sedang di lehernya tidak ada pembai'atan - untuk mentaati pada pemerintahan yang benar, maka matilah ia dalam keadaan mati jahiliyah." (Riwayat Muslim)

4.    Dalam riwayat Imam Muslim yang lain disebutkan: "Dan barangsiapa yang mati dan ia menjadi orang yang memecah belah persatuan ummat - kaum Muslimin, maka sesungguhnya ia mati dalam keadaan mati jahiliyah."

5.    Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dengarlah olehmu semua dengan patuh dan laatlah pula, sekalipun yang digunakan - yakni yang diangkat sebagai pemegang pemerintahan - atasmu semua itu seorang hambasahaya keturunan Habsyi orang berkulit  hitam,yang  di  kepalanya  itu seolah-olah  ada  bintik-bintik  hitam kecil-kecil." (Riwayat  Bukhari)

6.    Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Wajiblah atasmu itu mendengar dengan patuh serta mentaati baikengkau dalam keadaan sukar ataupun lapang, juga baik engkau dalam keadaan rela menerima perintah itu ataupun dalam keadaan membencinya dan juga dalam hal yang mengalahkan kepentingan dirimu sendiri." (Riwayat Muslim)

7.    Dari Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita semua bersama Rasulullah s.a.w. dalam bepergian, kemudian kita turun berhenti di suatu tempat pemberhentian. Diantara kita ada yang memperbaiki pakaiannya, ada pula yang berlomba panahmemanah dan ada pula yang menyampingi ternak-ternaknya. Tiba-tiba di kala itu berserulah penyeru Rasulullah s.a.w. mengatakan: "Shalat jamaah akan segera dimulai." Kita semua lalu berkumpul ke tempat Rasulullah s.a.w., kemudian beliau bersabda:"Sesungguhnya saja tiada seorang Nabipun yang sebelum saya itu, melainkan adalah haknya untuk memberikan petunjuk kepada ummatnya kepada apa-apa yang berupa kebaikan yang ia ketahui akan memberikan kemanfaatan kepada ummatnya itu, juga menakut-nakuti dari keburukan apa-apa yang ia ketahui akan membahayakan mereka. Sesungguhnya ummatmu semua ini keselamatannya diletakkan di bagian permulaannya dan kepada bagian penghabisannya akan mengenailah suatu bencana dan beberapa persoalan yang engkau semua mengingkarinya tidak menyetujui karena berlawanan dengan syariat. Selain itu akan datang pula beberapa fitnah yang sebagiannya akan menyebabkan ringannya bagian yang lainnya. Ada pula fitnah yang akan datang, kemudian orang mu'min berkata: "Inilah yang menyebabkan kerusakanku," lalu fitnah itu lenyaplah akhirnya. Juga ada fitnah yang datang, kemudian orang mu'min berkata: "Ini, inilah yang terbesar - dari berbagai fitnah yang pernah ada." Maka barangsiapa yang senang jikalaudijauhkan dari neraka dan dimasukkan dalam syurga, hendaklah ia sewaktu didatangi oleh kematiannya itu, ia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhir, juga memperlakukan para manusia dengan sesuatu yang ia senang jika diperlakukan sedemikian itu oleh orang lain. Dan barangsiapa yang membai'at seseorang imam - pemuka, lalu ia telah memberikan tapak tangannya - dengan berjabatan tangan dan memberikan pula buah hatinya - sebagai tanda keikhlasan, maka hendaklah ia mentaatinya apabila ia kuasa demikian - yakni sekuat tenaga yang ada pada  dirinya. Selanjutnya  jikalau  ada  orang  lain  yang  hendak  mencabut -merampas kekuasaan imam yang telah dibai'at tadi, maka pukullah leher orang lain itu-yakni perangilahyang membangkangtersebut. (Riwayat Muslim)


8.    Dari Abu Hunaidah yaitu Wail bin Hujr r.a., katanya: "Salamah bin Yazid al-Ju'fi bertanya kepada Rasulullah s.a.w., lalu ia berkata: "Ya Nabiullah, bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau kita semua diperintah oleh beberapa orang penguasa, mereka selalu meminta hak mereka dan menghalang-halangi apa yang menjadi hak kita. Apakah yang Tuan perintahkan itu terjadi?" Beliau s.a.w. memalingkan diri dari pertanyaan itu - seolah-olah tidak mendengarnya. Kemudian Salamah bertanya sekali lagi, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dengarlah olehmu semua - apa yang diperintahkan - dan taatilah, sebab hanyasanya atas tanggungan mereka sendirilah apaapa yang dibebankan pada mereka yakni bahwa mereka berdosa jikalau mereka menghalang-halangi hak orang-orang yang di bawah kekuasaannya dan atas tanggunganmu sendiri pulalah apa yang dibebankan padamu semua yakni engkau semua juga berdosa jikalau tidak mentaati pimpinan orang yang sudah sah dibai'at." (Riwayat Muslim)

9.    Dari Abdullah bin Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya saja akan datanglah sesudahku nanti suatu cara mementingkan diri sendiri dari golongan penguasa negara sehingga tidak memperdulikan hak kaum Muslimin yang diperintah serta beberapa perkara-perkara yang engkau semua mengingkarinya - tidak menyetujui karena menyalahi ketentuan-ketentuan syariat." Para sahabat lalu berkata: "Ya Rasulullah, kalau sudah demikian, maka apakah yang Tuan perintahkan kepada yang orang menemui  keadaan  semacam itu  dari  kita - kaum  Muslimin?"  Beliau  s.a.w. menjawab: "Engkau semua harus menunaikan hak orang yang harus menjadi tanggunganmu dan meminta kepada Allah hak yang harus engkau semua peroleh." (Muttafaq 'alaih)


10.    Dari Abu Hurairah r.a., katanya; "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang taat kepadaku, maka ia telah mentaati Allah dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka ia telah bermaksiat pula kepada Allah dan barangsiapa yang mentaati   amir pemegang   pemerintahan,   maka   ia   benar-benar   mentaati   saya   dan barangsiapa yang bermaksiat kepada amir, maka ia benar-benar bermaksiat kepada saya." (Muttafaq
'alaih)


11.    Dari lbnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang membenci sesuatu tindakan dari amirnya yang memegang pemerintahannya, maka hendaklah ia bersabar, sebab sesungguhnya saja barangsiapa yang keluar yakni membangkang dari seseorang sultan penguasa negara dalam jarak sejengkal, maka matilah ia dalam keadaan mati jahiliyah." (Muttafaq 'alaih)


12.    Dari Abu Bakrah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang merendahkan seseorang sultan penguasa negara, maka ia akan direndahkan oleh Allah." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Dalam bab ini masih ada lagi beberapa Hadis lain yang disebutkan dalam kitab shahih dan sebagian telah terdahulu uraiannya dalam beberapa bab di muka.


Semoga bermanfaat wahai kaum muslimin semua nggeh !!! aamiiin Yaa Robbal Alamiin.
SYUKRON KATSIRON